Saturday 10 November 2012

Sang Pemimpi

Mimpi
Bagi saya, mimpi yang kuat dan sungguh-sungguh adalah doa. Saya yakin setiap orang memiliki mimpinya masing-masing. Ada yang tinggi mengangkasa, ada yang biasa-biasa aja. Mimpi membuat seseorang lebih semangat dalam hidup. Bahkan membuat kita "hidup". Layaknya orang lain, saya juga punya beberapa mimpi, dan mimpi tsb terus saya pupuk didalam diri ini. Dan ini adalah salah satu mimpi/doa yang ingin saya sharing ke teman-teman. Semoga berkenan :)

Mimpi saya simple dan mungkin terlalu biasa bagi kebanyakan orang. Yakni ingin bekerja dan berkarya diperusahaan yang gedungnya dulu pernah saya TUNJUK waktu zaman kuliah *teng tong*. Mesti pada bingung maksudnya apa :p. Sabar teman-teman, ojo kesusu ya. Duduk yang manis OK. Begini ceritanya...

*flashback beberapa tahun kebelakang*

Once upon a time, saya punya temen akrab...kupanggil dia Denny (bukan Heli lho :p). Doi temen kuliah dan kebetulan rumahnya lumayan dekat dengan saya, di Bekasi juga, kebetulan juga dia punya motor, dan lebih kebetulannya lagi waktu itu saya belum punya  motor. Kesimpulannya apa coba? Mesti pada mikir saya bakalan nebeng terus sm doi kan? Enak aja sekate-kate nih. Pada su'udzon aja. Saya gak nebeng, tapi mau belajar nyetir motor sama dia aja kok. Route belajarnya juga gampang, dari Bekasi ke kampus dan sebaliknya. Dan tiap hari. Emang doi sohib banget deh *kalem* 

Singkat cerita, suatu hari saya boncengan motor sama Denny dijalan Sudirman-Thamrin. Yang udah tahu mesti ngerti sendiri kalo disana banyak gedung perkantoran yang bagus-bagus dan menjulang tinggi. Sambil jalan saya bilang ke doi, "Den, masa dari segini banyak gedung kantoran, gak ada yang mau mempekerjakan kita kalo udah lulus nanti", ujar saya. "Iya Shan, pasti kita nanti kerja disini", timpal Denny. Selama perjalanan saya tengok kanan kiri sambil berandai-andai mana gedung tempat kerja saya nanti ya. Sampai satu saat mata saya terpaku pada sebuah gedung tinggi. Perusahaan apa ya? Pas keliatan nama perusahaannya saya spontan menepuk bahu Denny seraya menunjuk gedung tsb dan bilang, "Den, liat gedung itu. Someday gue akan kerja disana. Catat ya!". Sejak saat itu saya berjanji dan berdoa kepada Allah SWT untuk memudahkan jalan untuk mencapai mimpi saya tsb.

Mungkin bisa di bilang itu adalah "love at first sight" saya. Bukan kepada seorang perempuan, tapi pada sebuah perusahaan. Alhamdulillah mimpi itu tercapai, tiga tahun saya bekerja disana. Meskipun sudah menjadi jalanNya saya harus keluar akhir tahun 2010 lalu.

Lho, kenapa keluar? 
Katanya mimpi kerja disana? 
Gimana sih kok gak konsisten...

Saya tahu pasti pertanyaan itu muncul dibenak teman-teman sekalian. Dan saya pun punya alasannya. So, jangan emosi dulu ya :). Jadi alasannya begini, kebetulan saat bekerja disana status saya adalah pegawai kontrak. Setelah tiga tahun berselang, saya dapat kesempatan untuk ikut test pegawai tetap. Yeay, this is the moment i've been waiting for. Meski banyak yang bilang kesempatannya kecil, karena perusahaan mematok grade yang tinggi untuk rekrutmen. Tapi saya tetap maju terus. Wong ini adalah kesempatan yang saya tunggu-tunggu kok. Kalo dilewatin ya bodoh namanya. Alhamdulillah syarat administratif bisa terpenuhi (IPK min 3.00 dan telah bekerja > 2 thn). Rekomendasi Manager, Division Head dan Group Head pun sudah ditangan. Dan perjuangan dimulai! Hingga akhirnya saya pun GAGAL di test fase kedua. Yang notabene adalah psikotest >.<". Rasanya kayak nyemplung ke sumur tua yang gelap dan dalam. Udah gitu sumurnya kering gak ada aernya. Dan lebih parahnya lagi saya jatoh pas nimpa kepalanya si Sadako. Kebayang kan betapa sewotnya doi. Secara lagi asik nonton sinetron "Setan Yang Tertukar" malah ketibanan sial ketimpa tubuh saya.

Saya pun sedih dan GALAU...

Serius sodara-sodara, saya sedih banget waktu itu. Sempat menitikkan airmata dan menyesali diri di kamar. Gimana nggak kecewa, saya malu dan merasa kayak orang yang bodoh banget. Masa baru psikotest aja udah gagal. Lebih malu lagi sama atasan dan teman-teman yang udah mendukung dan mendoakan saya agar lolos seleksi. Apalagi saya adalah satu-satunya wakil divisi yang ikut test. Campur aduk rasanya. How stupid i am!

Somehow, lara hati ini diketahui oleh kedua orangtua, Mungkin sudah naluri kali ya, Ibu dan Ayah  masuk ke kamar dan mulai menenangkan hati saya. "Shan, kamu boleh gagal hari ini. Sedih dan kecewa itu fitrahnya manusia. Tapi jangan berlarut-larut terus dalam kekecewaan. Kamu harus semangat. Selama masih ada kesempatan, kamu coba lagi tahun depan ya. Ibu sama Ayah yakin kamu bisa dan akan mendoakan kamu terus. Kejarlah mimpi kamu...", ujar Ibu. Seperti dapat suntikan energi baru, saya pun kembali semangat. Benar kata Ibu, buat apa berlarut-larut dalam kesedihan. Toh itu gak akan merubah apapun. Kekecewaan ini harus dicukupkan. Tahun depan saya akan ikut test lagi. Dan saya akan membayar lunas untuk mimpi saya! Itu janji saya.

Besoknya saya bekerja dengan semangat kekantor. Saya sudah mantap akan tetap stay dan akan ikut test lagi tahun depan. Sampai suatu saat manager memanggil saya, beliau bilang "Shan, sebaiknya kamu cari tempat kerja lain. Kamu perlu tantangan dan pengalaman baru. Agar kamu bisa lebih maju lagi". Saya tahu itu bukan suatu perintah atau pengusiran, beliau hanya menyarankan saya untuk mencari pengalaman baru diluar. Selain itu untuk menambah wawasan dan penghasilan yang lebih baik  lagi. Secara saya masih pegawai kontrak, jadi rate gaji/tunjangan berbeda (cukup) jauh dengan pegawai permanent. Awalnya saya menolak karena berat meninggalkan perusahaan yang udah kayak rumah saya sendiri dan rekan kerja yang udah kayak keluarga. Sampai manager bilang "Kamu harus maju Shan, jika ada kesempatan, silahkan kembali kesini lagi. Dengan status yang lebih baik". Benar kata Boss, saya harus maju dan berkembang. Hingga tiba saatnya nanti saya akan kembali pulang dengan bekal yang lebih baik dan matang. It's time to move on!

Kurang dari sebulan akhirnya saya diterima di perusahaan vendor telekomunikasi yang berasal dari negeri tirai bambu. Disana saya belajar ilmu baru lagi tentang GSM. Karena background saya sebelumnya adalah Fixed Telco. Berdasarkan tugas dari kantor baru, saya ditempatkan diperusahaan yang notabene adalah kompetitor kantor saya sebelumnya sebagai Back Office Engineer. Meskipun begitu, nilai profesionalitas harus tetap dijaga. Dimana bumi dipijak, disana langit dijunjung. Lucunya, walau raga sehari-hari bekerja disana tapi jiwa saya masih tetap dikantor lama. Secara mimpi saya untuk pulang kekantor lama masih kuat euy.

Meskipun sempat "jungkir balik" belajar dan bekerja siang malam. Alhamdulillah saya bisa survive dikantor yang baru. Singkat kata, berselang satu tahun akhirnya ada pembukaan test permanent lagi di kantor lama. Dengan semangat '45 saya pun mendaftar. Saya ikuti test demi test dengan berbekal doa, mimpi dan restu orangtua. Dari test TOEFL, psikotest, interview psikolog, interview user, interview HRD, dan medical checkup sudah saya lewati. And voila! Akhirnya saya diterima sodara-sodara!!!

Spontan saya sujud syukur....Alhamdulillah...alhamdulillah...alhamdulillah...

Teringat dua nasihat dari seorang Bapak saat memberikan kultum di masjid kantor:

1) "Berdoalah kepadaKu niscaya akan Aku perkenankan bagimu"
2) "Allah SWT tidak akan mengabulkan doa orang yang hatinya lalai dan tidak bersungguh-sungguh"

Saya tidak bisa menjelaskan secara detail bagaimana kedua ayat dan hadits tsb telah memberikan makna spiritual dan perubahan yang besar dan dalam hidup saya. Yang bisa saya tekankan adalah sungguh ayat dan hadits diatas telah menunjukkan bukti bahwa Allah SWT adalah Maha Penepati Janji. Itu saja.

Well, saatnya berpamitan dengan teman-teman kantor. Meskipun cukup berat juga rasanya meninggalkan teman-teman yang dalam 1,5 tahun ini sudah bekerja sama dengan kompak dan semangat bersama saya. Tapi saya harus pergi. Untuk mengejar mimpi. Mohon maaf atas segala kesalahan dan kekhilafan dalam bekerja selama ini.

Just like i said before, this is a small world. 
We will meet again someday in the near future. 
Thanks for supporting me all this time. 
You guys are ROCK!

Dan uniknya, setiap ada rekan kerja yang bertanya, "Shandy pindah kemana?"
Maka jawaban saya akan selalu sama:
"Saya tidak pindah, tapi pulang kerumah..." :)
Sudah saatnya saya pulang kerumah. Rumah yang sejak dulu saya impikan
This is a place where I should be, and i called it "HOME"


I'm coming home
Coming home
Tell the world i'm coming home...


SlimShandy | I'm a dreamer, i live my dreams :)

No comments:

Post a Comment